DEWASA MADYA MAKALAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
DEWASA MADYA
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi
Perkembangan
Dosen Pengampu: Dra. Hj. Siti Latifatus Sun’iyah M.Ag., M.Pd.I.
OLEH :
AKHIRUN
NADIYA
HASNA
FIRDANIA
NADHIFATUL
KHOIRI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS
AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM DARUL ULUM LAMONGAN
TAHUN 2016
KATA
PENGANTAR
Puji syukur pada
Allah yang Maha Esa yang telah memberikan kami nikmat yang banyak sehingga kami
mampu menyusun makalah “DEWASA MADYA” ini.
Makalah
kami kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah PSIKOLOGI PERKEMBANGAN, dalam
penyusunan makalah ini kami berusaha untuk
dapat menyelesaikan sebaik-baiknya dan kami juga berterimakasih kepada
banyak pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, jika dalam makalah ini terdapat
kesalahan kata maupun penulisan kami minta kritik dan saranya sehingga kami
dapat memperbaikinya di lain kesempatan.
Sukodadi,
15 Desember 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ……………………………….................…………………………….…...i
DAFTAR
ISI ………………………………………………................……………….…………..ii
BAB
I PENDAHULUAN. …………………………………................………………….….…….1
A. Latar
Belakang...……………………………………………...........................…………………....1
B. Rumusan Masalah..……………………………………………...….……….…................……......1
C. Tujuan ..………………………………………………………………...............…….....…….…....1
BAB II PEMBAHASAN ..…………..…………………..………………...….…...............,.………2
A. Perkembangan Fisik…..............………..……………………………………...............….......……..2
B. Perkembangan Kognitif……..……..……………………...………………...............…….......…….3
C. Perkembangan Psikososial.……...….……...……..………………………...............…......………..5
BAB III PENUTUP. ………………………………………………………...........……….…….......6
A. Kesimpulan.………………………………………………...……………...............……........….......6
B. Saran …………………………………………………………………….……................……..........6
DAFTAR PUSTAKA ………………………...……………………………….…….....................….7
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pada umumnya usia madya atau usia setengah baya dipandang sebagai usia
antara 40-60 tahun. Masa tersebut pada akhirnya di tandai oleh adanya
perubahan-perubahan jasmani dan mental. Pada usia 60 tahun biasanya terjadi
penurunan kekuatan fisik, sering pula diikuti oleh penurunan daya ingat. Oleh
karena usia madya merupakan priode yang panjang dalam rentang kehidupan
manusia, biasanya usia tersebut dibagi menjadi dua subbagian, yaitu: usia
madya dini yaitu usia 40 hingga usia 50 tahun dan usia madya lanjut
yaitu usia 50 hingga 60 tahun.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana Perkembangan Fisik?
2. Bagaimana Perkembangan Kognitif?
3.
Bagaimana
Perkembangan Psikososial?
C.
Tujuan Pembahasan
1.
Untuk Mengetahui Perkembangan Fisik.
2.
Untuk Mengetahui Perkembangan Kognitif.
3.
Untuk Mengetahui Perkembangan Psikososial.
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
Perkembangan Fisik
Salah
satu dari sekian banyak penyesuaian yang sulit ketika pria dan wanita berusia
madya harus lakukan adalah dalam merubah penampilan. Mereka harus menyadari
bahwa fisik mereka sudah tidak mampu berfungsi lagi sama seperti sediakala pada saat mereka kuat dan bahkan
beberapa organ-organ tertentu tubuh yang vital sudah “aus”. mereka yang berusia
madya harus dapat menerima kenyataan
bahwa kemampuan reproduksinya sudah berkurang atau akan berakhir, dan bahkan
mereka akan kehilangan dorongan seks serta daya tarik seksual.
Prubahan
diri terhadap perubahan fisik terasa sulit karena adanya kenyataan bahwa sikap
individu yang kurang semakin di intensifkan lagi oleh perilaku sosial yang
kurang menyenangkan terhadap perubahan normal yang muncul bersama pada
tahun-tahun selanjutnya. Perubahan fisik yang terpenting bagi seseorang yang
berusia madya adalah harus menyesuaikan diri. Seperti di bawah ini.
Perubahan
dalam Penampilan
Seperti
yang telah diketahui, sejak remaja dini, penampilan seseorang memegag peranan
yang sangat penting terutama dalam penilaian sosial, sambutan sosial dan
kepemimpinan. Mereka yang berusia madya memberontak terhadap penilaian status
tersebut yang mereka takuti ketika penampilan mereka menurun. Bagi pria,
terdapat kesulitan tambahan dalam berlomba dengan orang-orang yang lebih muda,
yang lebih kuat, lebih berenergik, yang lebih cenderung untuk menilai
kemampuanya dalam mempertahankan pekerjaanya dalam kaitanya dengan penampilan.
Namun baik bagi pria atau wanita dalam berusia madya selalu terdapat ketakutan
bahwa pada usia madyanya akan menghambat kemampuan untuk mempertahankan
pasangan mereka, ataupun mengurangi daya tarik terhadap lawan jenisnya.
Sebagai
kebiasaan umum, kaum pria pada budayanya kita memperhatikan tanda-tanda ketuaan
lebih cepat daripada wanita. Hal ini mungkin dapat dijelaskan oleh kenyataan,
bahwa kaum wanita yang menyadari seberapa jauh daya tariknya terhadap kaum pria
bergantung pada penampilan fisik sehinga secara daya tarik tersebut hilang oleh
adanya tanda-tanda mencapai usia madya.
Tanda
menurun juga cenderung menjadi lebih jelas dikalangan kelompok-kelompok sosio-ekonomis.
Pada umumnya, pria dan wanita dari kelompok sosio-ekonomi yang lebih tinggi, nampak
lebih muda dari usia yang sebenarnya, sedangkan mereka yang berasal dari
kelompok sosio-ekonomi rendah nampak lebih tua daripada usia yang sebenarnya.
Hal ini mungkin sebagian dijelaskan oleh kenyataan bahwa mereka yang dari kelompok
lebih beruntung, kurang bekerja, mengeluarkan lebih sedikit energy dan lebih
banyak makan daripada mereka yang harus mencari hidup dengan kerja tangan yang
kasar. Lebih jauh lagi mereka yang berasal dari kelompok yang kurang beruntung
tidak mampu menambah dan mendapat alat kecantikan dan pakaian yang bagus yang
menutupi tanda-tanda ketuaan mereka.
Perubahan
dalam Kemampuan Indera
Deteorisasi
bertahap dari kemampuan indera mulai pada usia madya. Perubahan yang paling
merepotkan, nampak terdapat pada mata dan telinga. Purubahan fungsional dan generatif
pada mata berakibat mengecilnya bundaran kecil pada anak mata, berkurangnya
ketajaman mata dan akhirnya cenderung menjadi glukoma, katarak dan tumor.
Kebanyakan orang yang berusa madya menderita presbiopi atau kesulitan melihat
sesuatu dari jarak jahu, yaitu kehilangan berangsur-angsur akomodasi lensa mata
sebagai akibat dari menurunya elastisitas lensa mata. Antara umur 0-50
tahunan daya akomondas lensa mata
bisanya tidak mampu untuk melihat dengan jarak dekat sehingga yang bersangkutan
terpaksa harus memakai kaca mata.
Kemmapuan
mendengar ternyata juga melemah, akibatnya mereka yang berusia madya selalu
harus mendengarkan sesuatu secara lebih sungguh-sungguh daripada yang mereka
lakukan pada masa lalu. Mula-mula kepekaan terhadap nada tinggi menjadi
berkurang, kemudian diikuti dengan menurunya secara drastis sesuai dengan
meningkatnya usia. Oleh karena itu kehilangan pendengaran, maka mereka yang
berusia madya mulai berbicara dengan keras dan sering menonton.
Disamping
menurunya pendengaran dan pengelihatan juga terjadi pula penurunan daya cium
dan rasa. Hal ini terutama terjadi pada pria. Alasannya ialah rambut hidung
mereka bertambah, sehingga mempengaruhi rangsangan daya cium untuk menembus
organ-organ indra penciuman yang terletak pada batang hidung. Oleh karena rasa
sangat tergantung pada kemampuan membau, indera inipun menjadi semakin lemah
dengan meningkatnya usia.
Perubahan
Pada Keberfungsian Fisiologis
Perubahan-perubahan
tubuh pada bagian luar terjadi bebarengan dengan perubahan-perubahan pada
organ-organ dalam tubuh dan keberfungsiannya. Perubahan ini, pada sebagian
besar bagian tubuh, langsuung atau tidak langsung di akibatkan perubahan
jaringan tubuh. Seperti gelang karet yang tua, dinding saluran ateri menjadi
rapuh dengan bertambahnya usia. Keadaan tersebut bisa menimbulkan kesulitan
sirkulasi. Meningkatnya tekanan darah, khusunya pada orang gemuk dapat
menyebabkan komplikasi jantung.
Fungsi
kelenjar tubuh menjadi lembab, pori-pori dan kelenjar-kelenjar pada kulit yang
membersihkan kulit dari kotoran menjadi lebih pelan, sehingga bau badan
bertambah. Berbagai kelenjar yang dihubungkan dengan proses pencernaan
berfungsi lebih lambat, sehingga mengalami masalah karena pencernaan lebih
sering bekerja.
Kesulitan
makin bertambah karena banyak orang usia madya menggunakan gigi palsu, yang
justru menambah kesulitan mengunyah, selain itu, beberapa orang usia madya
memperbaiki kebiasaan makan mereka sesuai dengan semakin lambannya kegiatan
mereka. Keadaaan ini kelihatannya menambah, keterbatasan fungsi sistem
penurunan. Akibatnya konstipasi sering terjadi pada orang usia madya.
Perubahan
Pada Kesehatan
Usia
madya ditandai dengan menurunnya kesegaran fisik secara umum dan memburuknya
kesehatan. Dimulai dari pertengahan usia empat puluh tahunan. Terdapat
peningkatan ketidakmampuan dan ketidak
bisaan yang berlangsung dengan cepat., dan seterusnya. Masalah kesehatan secara
umum pada usia madya mencakup kecenderungan untuk mudah lelah, telinga
berdengung, sakit pada otot, kepekaan kulit, pusing-pusing biasa, sakit pada
lambung (konstipasi, asam lambung, dan sendawa), kehilangan selera makan, serta
insomnia.
Bagaimana
usia madya mempengaruhi kesehatan individu, tergantung pada banyak factor,
seperti factor keturunan, riwayat kesehatan masa lampau, tekanan emosi dalam
hidup, dan kemauan untuk menyesuaikan diri dengan pola hidup untuk mengubah
kondisi jasmani. Misalnya orang yang agresif dan ambisi mungkin dapat mengelak dari
permasalahan kesehatan selama masa dewasa dini, akan tetapi pada usia empat
puluh tahun mereka tampaknya lebih banyak yang mengalami serangan jantung dari pada
mereka yang relative santai dan melakuakn lebih sedikit pekerjaan.
Perubahan
Seksual
Sejauh
ini penyesuaian fisik yang paling sulit dilakukan oleh pria maupun wanita pada
usia madya terdapat pada perubahan-perubahan pada kemampuan seksual mereka.
Wanita memasuki masa menopause, atau perubahan hidup, di mana
masa menstruasi berhenti, dan mereka kehilangan kemampuan memelihara anak.
Sedangkan pria mengalami masa klimakterik pria.
Menopause
dan klimakterik, keduanya banyak diliputi dengan misteri bagi kebanyakan
pria dan wanita. Dan disini terdapat berbagai kepercayaan teradisional, yang
membuat orang semakin merasa takut dalam memasuki masa tersebut dalam kehidupan
mereka ketika perubahan-perubahan fisik ini terjadi. Masa-masa ketika wanita
mengalami masa menopause ini, misalnya sering disebut sebagai “masa kritis”.
Sekarang sudah banyak diketahui tentang penyebab dan akibat dari perubahan
seksual yang terjadi selama usia madya, dari pada waktu lampau. Selanjutnya
terdapat fakta yang berkembang bahwa perubahan tersebut merupakan bagian yang
normal dari pola kehidupan dan juga diketahui bahwa perubahan-perubahan
psikologis selama usia madya lebih merupakan akibat dari tekanan emosional dari
pada gangguan fisik. Keadaan ini berlaku, baik pada pria maupun wanita.
Perubahan
seksual pada wanita perubahan tubuh dan emosi secara
umum terjadi pada saat menopause, tapi tidak selalu disebabkan atau berhubungan
dengan keadaan tersebut. Berhentinya menstruasi hanya merupakan salah satu
aspek dari menopause. Umur rata-rata seseorang di mana menstruasi berhenti
terjad pada sekitar usia 49 tahun. Walaupun demmikian keadaan ini sangat
bervariasi pada waita, tergantung pada factor keturunan, kondisi umum
kesehatan, dan variasi iklim. Terdapat fakta walupun menyimpang dari
kesimpulaan saat ini, bahwa merokok terutama jika terlalu banyak juga dapat
menyebabkan menopause datang lebih awal. Masa menopause dianggap berhenti
apabila tidak terjadi menstruasi selama setahun.
Sintom
priode di mana interaksi endokrin seiring dengan menurunya fungsi ovarium.
Tanda-tanda akan kelihatan pada gejala fisik. Keadaan ini merupakan akibat dari
deprivasi estrogen yang berasal dari menurunya fungsi ovari. Dan lagi Simtom lainya
memang sebagian disebabkan oleh deprivasi estrogen, tetapi terutama oleh
tekanan lingkungan, yang sebenarnya merupakan masalah psikologis.
Adapun
ciri-ciri sindrom menopause pada wanita sebagai berikut:
1. Menstruasi berhenti
2. Sistem reproduksi menurun dan berhenti
3. Penampilan Kewanitaan Menurun
4. Ketidaknyamanan Fisik
5. Berat Badan Bertambah
6. Perubahan Kepribadaian
Perubahan
Seksual Pada Pria Klimakterik pada pria sangat berbeda
dengan menopause pada waita klimakterik biasanya datang pada usia 60 atau 70
tahunan, dan berjalan sangat lambat. Walaupun klimakterik pada pra sebenarnya
lebih banyak terjadi pada priode usia lanjut dari pada usia madya, akan tetapi
banyak juga pria pada usia 40-50 yang memiliki gejala yang serupa dengan yang
terjadi pada wanita pada saat mereka
mengalami menopause. Keadaan ini terjadi tanpa adanya perubahan organic
yang dapat dibuktikan, sehingga sebenarnya lebih merupakan perubahan emosional
atau sosial dari pada mental. Kejadian ini merupakan akibat dari
tekanan-tekanan pekerjaan, masyarakat atau keluarga, dan fakta bahwa kejadian
tersebut tidak disembuhkan dengan terapi testosterone, dapat dianggap sebai
bukti asal-usul psikologis mereka.
Walaupun
demikian, terdapat bukti bahwa pria mengalami sindrom klimakterik selama usia
madya, seperti yang dialami oleh wanita. Laer berkata, “Sinrom klimakterik
merupakan gugusan dari tanda-tanda psikologis, konstitusional, dan psikologis
ang tejadi pad pria berusia sekitar 45-60 tahun, sesuai dengan perubahan
hormonal dan sering kali lebih menyerupai sindrom klimakterik pada wanita”.
Adapun
ciri-ciri klimakterik pada pria sebagai berikut:
1. Rusaknya Fungsi Organ Seksual
2. Nafsu Seksual Menurun
3. Penampilan Kelelakian Menurun
4. Gelisa Akan Kepriaannya
5. Ketidaknyamanan Fisik
6. Menurunya Kekuatan dan Daya Tahan Tubuh
7.
Perubahan Kepribadian
2.
Perkembangan
Kognitif
3.
Perkembangan Psikososial
Bahaya Personal dan Sosial Bagi Orang yang Usia Madya
Bahaya sosial dan pribadi yang paling besar bagi mereka yang
berusia madya timbul kecenderungnan untuk menerima pendapat umum klise tentang
kebudayaan bahwa orang berusia madya biasanya gemuk dan mulai botak. Karena
kurangnya informasi ilmiah tentang usia madya, banyak kepercayaan tradisional
dan budaya klise tetap dipegang. Akibatnya, perilaku mereka menjadi serius.
Akan tetapi, selama penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial
dapat diterma kepercayaan tradisonal tersebut dan budaya yang klise tersebut,
orang tidak semata-mata mengartikan hal tersebut sebagai bahaya saja. Beberapa
bahaya sosial dan pribadi dianggap penting sehingga orang mengalami kesulitan
dalam menyesuaikan diri, khususnya penduduk Amerika yang berusia madya yang
akan dibahas pada uraian ini.
Bahaya Personal
Ada beberapa bahaya personal bagi orang berusia madya dalam
menyesuaikan diri dengan peran dan gaya hidup baru. Dari itu semua, ada enam
macam yang dianggap umum dan serius.
Diterimanya Kepercayaan Tradisional Diteriamanya kepercayaan tradisional tentang ciri-ciri usia madya
mempunyai pengaruh yang sangat mendalam terhadap perubahan perilaku fisik yang
terjadi seiring dengan bertambahnya usia. Seseoarang yang mengalam menopaus
misalnya, sering disebut seagai “masa kritis”, kepercayaan yang seperti
ini akan menambah rasa takut yang tidak menentu.[1]
Idealisasi Anak Muda Banyak
orang usia madya khususnya kaum pria secara konstan menentang pegelompokan usia
dalam pola prilaku umum. Seseoarng pria mungkina akna menolak untuk patuh
mengikuti resep dokter tentang diet atau akan menolak untuk membatasi kegiatan
walaupun dengan alasan demi kesehatan. Seperti anak menjelang akil baliq,
mereka juga tidak mau dibatasi prilakunya. Begitu juga orang yang berusia
madya, mereka juga tidak mau dibatasi prilaku dan kegiatanya, tetapi
masing-masing dari contoh mempunyai alasan yang berbeda. Sikap memberontak
seperti itu berasal dari pengenalan terhadap nilai bahwa masyarakat mengikat
anak muda dank arena itu mereka menentang terhadap setiap bentuk pembatasan,
ini berarti mereka tumbuh menjadi lebih tua.[2]
Perubahan Peran
Mengubah peran bukanlah masalah yang mudah, terutama setelah
seseorang telah memainkan peran tertentu selama priode waktu yang relative lama
dan telah belajar memperoleh kepuasan dari peran tersebut. Lebih lanjut, dapat
dikataan bahwa terlalu berhasil dalam suatu peran nampaknya dapat mengakibatkan
kekakuan sehingga proses penyesuaian terhadap peran lain akan menadi sulit.
Begitu juga
seseorang yang telah memainkan peran dengan tinngkat lebih sempit dapat
mengakibatkan ia kurang luwes dari pada merka yang perna memainkan peran yang
berbeda. Orang yang perna mempunyai kesempatan untuk memainkan banyak peran
biasanya akan lebih mudah untuk menyesuaikan diri dengan peran baru. Untuk dapat
menysaiakan dengan baik dengan peran yang baru, seseorang harus dapat berbuat
seperti yang dikatakan oleh Havighurst: “menghilagkan emosi yang selama ini
diterapkan dalam peran tertentu dan memanfaatkanya pada kesempatan yang lain”.[3]
Perubahan Keinginan dan Minat bahaya
besar dalam penyesuaian diiri seseorang pada masa usia madya timbul karna ia
mau tidak mau harus mengubah keinginan dan minatnya sesuai dengan tingkat
ketahanan tubuh dan kemampuan fisik serta memburuknya tingkat kesehatan fisik.
Mencari dan mengembangkan keinginan baru sebagai penganti keinginan lama yang
biasa dilakukan, atau jauh hari sebelum masa madya tiba mereka telah
mengembangkan keinginan baru tersebut yang cukup menarik sehingga dapat
membebaskannya dari perasaan tertekan dan tidak enak karena kehilangan
keinginan yang biasanya dilakukan. Apabila hal ini tidak dilakukan mereka akan
merasa bosan dan bingung karena mereka tidak tahu bagaimana cara memanfaatkan
waktu yang begitu banyak. Seperti mereka harus
mencari berbagai kegiatan dan keinginan untuk mengisi waktu yang begitu
banyak.
Simbol Status pada umumya
wanita semakin tua semakin tertarik pada simbol status, yang dianggap sebagai
ciri-ciri umum, yang dapat membahayakan penyesuaian pribadi dan sosial, apabila
keluarga tidak berusaha untuk mencapai atau memiliki simbol yang diinginkan.
Dalam kasus seperti ini ada tiga reaksi umum sebagai bagian dari wanita yang
sangat membutuhkan simbol tersebut. Pertama dia kan mengelu dan akan mengomeli
suaminya yang tidak dapat menyediakan uang cukup untuk memperoleh status
tersebut. Kedua, dia akan bersifat boros dan menjerumuskan keluarganya dengan
melakukan utang. Ketiga, dia bisa juga berbuat sesuatu dengan kerja misalnya
agar menmpunyai uang cukup demi mencukupi kebutuhanya. Semua pola respon
tersebut merupakan tanda betapa besar keinginan seseoranguntuk memperoleh
simbol status. Sikap seperti ini dapat menimbulkan percekcokan dengan keluarga,
terutama perilaku yang ketiga tadi yang menjadikan banyak pria menjawab dan
bersifat tidak menyenangkan. Karena ia sadar hal itu tidak mungkin ia peroleh.
Aspirasi yang tidak Realistis orang
berusia madya yang mempunyai keinginan yang tidak realistis tentang apa yang
ingin dicapai, akan menghadapi masalah yang serius dalam persoalan penyesuaian
diri dan soaial. Sikap tidak realistis ini sering merupakan factor bawaan sejak
masa remaja. Bahaya ini merupakan efek langsung bagi pria, sedang bagi wanita
ini merupakan efek tidak langsung apabila suaminya gagal atau tidak mampu untuk
mencapai cita-cita yang diinginkan.
Walapun wanita cenderung mempunyai aspirasi yang lebih realistis
dari pad apria, ia mungkin sadar bahwa tidak mungkin untuk mencapai
cita-citanya karena waktu terlalu begitu cepat. Kegagalan untuk mencapai setiap
cita-cita dan keinginan menimbulkan perasaan tidak enak dan rendah diri, yaitu
perasaan yang biasanya dapat mengakibatkan kegagalan yang semakin parah.
Bagi seseorang yang mengalami perasaan gagal dalam berbagai hal
sehingga merasa begitu ruwet, akan meniadakan dan mengalahkan perilaku positif
apapun yang ia kerjakan. Akibatnya, ia akan mempunyai prestasi rendah, bahkan
lebih rendah dari prestasi normalnya.
Bahaya Sosial
Penyesuaian
sosial dalam usia ini kurang begitu dipengaruhi oleh kepercayaan tradisional
dan stereotype dibandingkan dengan penyesuaian sosial. Namun bagaimanapun juga
enyesuaian sosial sedikit banyak dapat dipengaruhi oleh kepercayaan
tradisoanal, seperti pepatah yang mengatakan ”Kamu tidak dapat mengajarkan
pelajaran baru pada anjing tua,” atau “sekali pemimpin tetap pemimpin”
jadi bila sesorang yang pada masa mudanya bukan seorang pemimpin, maka dimasa
tuanya merasa bahwa ia tidak ada harapan untuk berperan sebagai pemimpin yang
baik dalam lingkungan pekerjaan atau lingkungan sosial.
Ada beberapa
kondisi yang dapat mempengaruhi penyesuaian soaial pada masa usia madya.
Kondisi-kondisi tersebut umumnya dibawa bertahap sejak seseorang masih muda,
terutama pada waktu sesorang berusia remaja dan dewasa muda. Itulah sebabnya
mengapa orang pada usia mudanya tidak memiliki kemampuan penyesuaian sosial
dengan cara yang baik sehingga pada waktu ia berusia madya hasilnya akan sama
saja.
Penyesuaian
sosial yang buruk pada masa tersebut, merupakan bahaya, semakin bertama usia
seseorang maka ia akan semakin bergantung kepada orang lain, terutama orang
yang suami atau istrinya telah mennggal, sedang anak-anaknya sibuk dengan
keluarganya masing-masing. Orang usia madya yang tidak dapat mengikuti perkembangan
penting untuk memegang tanggung jawab sosial serta tanggung jawab sebagai warga
Negara dimasa tuanya hidupnya akan merasa kesebian dan tidak bahagia sehingga
mengakibatkan ia terlambat dalam proses penyesuaian soaialnya.
[1] Parker, E. The
seven ages of women. Balitimore, Md.: Jhons Hopkind Press, 1960.
[2] Steincrohn, P.
J. Exercise after 40? Foget it. In C. B. Vedder (Ed). Problems of the
middle-aged. Springfield, III.: Charles C Thomas, 1965. Pp. 18-24.
[3] Havighurst, R.
J. Body, self, and society. Sociology & Social Rearch, 1965,
49, 261-267.
Komentar
Posting Komentar